الأحد، 22 يناير 2012

DIALOG IBLIS DENGAN RASULULLAH S.A.W


Allah SWT telah memerintahkan seorang Malaikat menemui Iblis supaya dia mendatangi Rasulullah SAW untuk memberitahu segala rahasianya; tentang hal - hal yang disukai maupun dibencinya. Maksudnya ialah untuk meninggikan derajat Nabi Muhammad SAW dan juga sebagai peringatan dan perisai kepada umat manusia.
Maka Malaikat itu pun berjumpa Iblis dan berkata,
"Hai Iblis! Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar menyuruh engkau menghadap Rasullullah SAW. Hendaklah engkau buka segala rahasia engkau dan apa-apa yang ditanyakan oleh Rasulullah hendaklah engkau jawab dengan sebenar-benarnya. Jikalau engkau berdusta walau satu perkataan pun, niscaya akan diputuskan semua bagian anggota badanmu, uratmu serta disiksa dengan azab yang amat keras."
Demi mendengar kata Malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan. Maka segeralah dia menghadap Rasulullah SAW dengan menyamar sebagai seorang tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih 10 helai; panjangnya seperti ekor lembu. Iblis pun memberi salam, sehingga 3 kali tidak juga dijawab oleh Rasulullah SAW. Maka sembah Iblis (laknatullah),
"Ya Rasulullah! Mengapa tuan tidak menjawab salam hamba? Bukankah salam itu sangat mulia di sisi Allah?"
Maka jawab Nabi dengan marah,
"Hai Aduwullah seteru Allah! Kepada aku engkau menunjuk baikmu? Jangan engkau mencoba menipu aku sebagaimana engkau menipu Nabi Adam a.s sehingga keluar dari syurga, Habil mati teraniaya dibunuh Qabil disebabkan hasutanmu, Nabi Ayub kau tiup dengan asap racun pada saat ia sedang sujud hingga dia sengsara beberapa lama, kisah Nabi Daud dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman meninggalkan kerajaannya karena engkau menyamar sebagai isterinya dan begitu juga beberapa Nabi dan pendeta yang telah menanggung sengsara akibat hasutanmu. Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah azza wajalla, cuma salammu saja yang tidak aku jawab karena diharamkan Allah. Maka aku kenal baik-baik engkaulah Iblis, raja segala
iblis, syaitan dan jin yang menyamar diri. Apa maumu hingga menemui aku?"
Sembah Iblis, "Ya Nabi Allah! Janganlah tuan marah. karena tuan adalah Khatamul Anbiya maka tuan dapat mengenali hamba. Kedatangan hamba adalah disuruh Allah untuk memberitahu segala tipu daya hamba terhadap umat tuan dari zaman Nabi Adam hingga akhir zaman. Ya Nabi Allah! Setiap apa yang tuan tanyakan akan hamba terangkan satu persatu dengan sebenarnya, tak satupun hamba berani menyembunyikannya." Maka Iblis pun bersumpah menyebut nama Allah dan berkata, "Ya Rasulullah! Sekiranya hamba berdusta barang sepatah pun niscaya hancur leburlah badan hamba menjadi abu."
Setelah mendengar sumpah Iblis itu, Nabi pun tersenyum dan berkata dalam hatinya, inilah satu peluang untuk menyiasati segala perbuatannya agar didengar oleh sekalian sahabat yang ada di majlis ini dan menjadi perisai kepada sekalian umatku.
Pertanyaan Nabi (1):
"Hai Iblis! Siapakah musuh engkau yang paling besar dan bagaimana aku terhadap engkau?"
Jawab Iblis:
"Ya Nabi Allah! Tuanlah musuh hamba yang paling besar di antara segala musuh hamba di muka bumi ini." Maka Nabi pun memandang muka Iblis, dan Iblis pun menggeletar karena ketakutan. Sambung Iblis,
"Ya Khatamul Anbiya! Ada pun hamba dapat merupakan diri hamba seperti sekalian manusia, binatang dan lain-lain hingga rupa dan suara pun sama seperti aslinya, kecuali hanya diri tuan yang tidak dapat hamba tiru karena dicegah oleh Allah. Seandainya hamba menyerupai diri tuan, maka terbakarlah diri hamba menjadi abu. Hamba cabut itikad anak Adam supaya menjadi kafir karena tuan berusaha memberi nasihat dan pengajaran supaya mereka kuat untuk memeluk agama Islam; begitu jugalah hamba berusaha menarik mereka kepada kafir, murtad atau munafik. Hamba akan tarik sekalian umat Islam dari jalan benar kepada jalan yang salah supaya masuk ke dalam neraka dan kekal di dalamnya bersama hamba."
Pertanyaan Nabi (2):
"Hai Iblis! Bagaimana perbuatanmu terhadap makhluk Allah?"
Jawab Iblis:
"Adalah satu kemajuan bagi perempuan yang merenggangkan kedua pahanya kepada lelaki yang bukan suaminya, setengahnya hingga mengeluarkan benih yang bukan pada tempatnya. Hamba goda segala manusia supaya meninggalkan sembahyang, suka dengan makan minum, berbuat durhaka, hamba lalaikan dengan harta benda seperti emas, perak dan permata, rumahnya, tanahnya, ladangnya supaya hasilnya dibelanjakan ke jalan haram. Demikian juga ketika tamasya yang bercampur lelaki perempuan. Di situ hamba lepaskan sebesar-besar godaan supaya hilang rasa malu dan minum arak. Apabila terminum arak itu maka hilanglah akal, fikiran dan malunya. Lalu hamba hulurkan tali cinta dan terbukalah beberapa pintu maksiat yang besar, datang perasaan hasad dengki hingga kepada pekerjaan zina. Apabila terjadi kasih antara mereka, terpaksalah mereka mencari uang hingga menjadi penipu, peminjam dan pencuri. Apabila mereka teringat akan salah mereka lalu hendak bertaubat atau amal ibadat, hamba akan tahan mereka supaya mereka menangguhkannya. Bertambah keras hamba goda supaya menambahkan maksiat dan mengambil isteri orang. Bila kena goda hatinya, datanglah rasa ria, takabur, megah, sombong dan menyia - nyiakan amalnya. Bila pada lidahnya, mereka akan gemar berdusta, mencela dan mengumpat. Demikianlah hamba goda mereka setiap saat."
Pertanyaan Nabi (3):
"Hai Iblis! Mengapa engkau bersusah payah dan berpenat melakukan pekerjaan yang tidak mendatangkan faedah bahkan menambahkan laknat yang besar serta siksa yang besar di neraka yang paling bawah? Hai kutuk Allah! Siapa yang menjadikanmu ? Siapa yang memanjangkan usiamu? Siapa yang menerangkan matamu? Siapa yang memberi pendengaranmu? Siapa yang memberi kekuatan anggota badanmu?"
Jawab Iblis:
"Semua itu adalah anugerah daripada Tuhan Yang Maha Besar juga. Tetapi hawa nafsu dan takabur menjadikan hamba menjadi sejahat - jahatnya. Tuan lebih tahu bahwa hamba telah beribu-ribu tahun menjadi ketua kepada seluruh Malaikat dan pangkat hamba telah dinaikkan dari satu langit ke satu langit yang tinggi. Kemudian hamba tinggal di dunia ini beribadat bersama sekalian Malaikat beberapa lama. Tiba-tiba datang firman Allah SWT hendak menjadikan seorang Khalifah di dunia ini, maka hamba pun membantah. Lalu Allah menjadikan lelaki (Nabi Adam) lalu dititahkan sekalian Malaikat memberi hormat kepada lelaki itu, kecuali hamba yang ingkar. Oleh itu Allah murka kepada hamba dan muka hamba yang cantik molek dan bercahaya itu bertukar menjadi keji dan bodoh. Hamba merasa sakit hati. Kemudian Allah menjadikan Adam raja di syurga dan dikaruniakan seorang permaisuri (Siti Hawa) yang memerintah sekalian bidadari. Hamba bertambah dengki dan dendam kepada mereka. Akhirnya hamba berhasil menipu melalui Siti Hawa yang menyuruh Adam memakan buah, lalu keduanya diusir dari syurga ke dunia. Kedua mereka berpisah beberapa tahun dan kemudian dipertemukan Allah (di Padang Arafah), hingga mereka mendapat beberapa orang anak. Kemudian kami hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya Habil. Itu pun hamba masih tidak puas hati dan berbagai tipu daya hamba lakukan hingga Hari Kiamat.
Sebelum tuan lahir ke dunia, hamba serta bala tentera hamba dengan mudah dapat naik ke langit untuk mencuri segala rahasia serta tulisan yang menyuruh manusia berbuat ibadat serta balasan pahala dan syurga mereka. Kemudian hamba turun ke dunia, dan memberitahu manusia yang lain daripada apa yang sebenarnya hamba dapat ( dari berita langit ), dengan berbagai tipu daya hingga tersesat dengan berbagai kitab bid'ah dan kacau balau. Tetapi pada saat tuan lahir ke dunia ini, maka hamba tidak dibenarkan oleh Allah untuk naik ke langit serta mencuri rahasia, karena banyak Malaikat yang menjaga di setiap lapisan pintu langit. Jika hamba berkeras juga hendak naik, maka Malaikat akan melontarkan anak panah dari api yang menyala. Sudah banyak bala tentera hamba yang terkena lontaran Malaikat itu dan semuanya terbakar menjadi abu. Maka besarlah kesusahan hamba dan tentera hamba untuk menjalankan tugas hasutan."
Pertanyaan Nabi (4):
"Hai Iblis! Apakah yang pertama kali engkau tipu pada manusia?"
Jawab Iblis:
"Pertama sekali hamba palingkan niatnya, imannya kepada kafir dari segi perbuatan, perkataan, kelakuan atau hatinya. Jika tidak berhasil juga, hamba akan tarik dengan cara mengurangkan pahala. Lama-kelamaan mereka akan terjerumus mengikut kemauan jalan hamba"
Pertanyaan Nabi (5):
"Hai Iblis! Jika umatku sembahyang karena Allah, apa yang terjadi pada dirimu?"
Jawab Iblis:
"Sebesar-besar kesusahan kepada hamba. Gemetarlah badan hamba dan lemah tulang sendi hamba. Maka hamba kerahkan berpuluh-puluh iblis datang menggoda seorang manusia, pada setiap anggota badannya. Setengah-setengahnya datang pada setiap anggota badannya supaya malas sembahyang, was-was, terlupa bilangan rakaatnya, bimbang pada pekerjaan dunia yang ditinggalkannya, senantiasa hendak cepat habis sholat, hilangkan khusyuknya - matanya senantiasa menjeling ke kiri kanan, telinganya senantiasa mendengar orang bercakap serta bunyi-bunyi yang lain. Setengah Iblis duduk di belakang badan orang yang sembahyang itu supaya dia tidak kuasa sujud lama-lama, penat atau duduk tahiyat dan dalam hatinya senantiasa hendak cepat habis sembahyang, itu semua membawa kepada kurang pahala. Jika para Iblis itu tidak dapat menggoda manusia itu, maka hamba sendiri akan menghukum mereka seberat- beratnya."
Pertanyaan Nabi (6):
"Jika umatku membaca Al-Quran karena Allah, apa yang terjadi pada dirimu?"
Jawab Iblis:
"Jika mereka membaca Al-Quran karena Allah, maka rasa terbakarlah tubuh hamba, putus-putus segala urat hamba lalu hamba lari daripadanya."
Pertanyaan Nabi (7):
"Jika umatku mengerjakan haji karena Allah, apa yang terjadi pada dirimu?"
Jawab Iblis:
"Binasalah diri hamba, gugurlah daging dan tulang hamba karena mereka telah mencukupkan rukun Islamnya."
Pertanyaan Nabi (8):
"Jika umatku berpuasa karena Allah, apa yang terjadi pada dirimu?"
Jawab Iblis:
"Ya Rasulullah! Inilah bencana yang paling besar bahayanya kepada hamba. Apabila masuk awal bulan Ramadhan, maka memancarlah cahaya Arasy dan Kursi,bahkan sekalian Malaikat menyambut dengan suka cita.Bagi orang yang berpuasa, Allah akan mengampunkan segala dosa yang lalu dan digantikan dengan pahala yang amat besar serta tidak dicatatkan dosanya selama dia berpuasa. Yang menghancurkan hati hamba ialah segala isi langit dan bumi; yakni Malaikat, bulan, bintang, burung dan ikan-ikan semuanya siang malam mendoakan keampunan orang yang berpuasa. Satu lagi kemuliaan orang berpuasa ialah dimerdekakan pada setiap masa dari azab neraka. Bahkan semua pintu neraka ditutup manakala semua pintu syurga dibuka seluas-luasnya, serta dihembuskan angin dari bawah Arasy yang bernama Angin Syirah yang amat lembut ke dalam syurga. Pada hari umat tuan mula berpuasa, dengan perintah Allah datanglah sekalian Malaikat dengan garangnya menangkap hamba dan tentara hamba; jin, syaitan dan ifrit lalu dipasung kaki dan tangan dengan besi panas dan dirantai serta dimasukkan ke bawah bumi yang amat dalam. Di sana pula beberapa azab yang lain telah menunggu kami."
"Setelah habis umat tuan berpuasa barulah hamba dilepaskan dengan ancaman agar tidak mengganggu umat tuan. Umat tuan sendiri telah merasa ketenangan berpuasa seperti mana mereka bekerja dan bersahur seorang diri di tengah malam tanpa rasa takut dibandingkan dengan bulan biasa."
Pertanyaan Nabi (9):
"Hai Iblis! Bagaimana sekalian sahabatku kepada engkau?"
Jawab Iblis:
"Sekalian sahabat tuan juga adalah seteru hamba yang paling besar. Tiada upaya hamba melawannya dan tiada satu tipu daya yang dapat masuk kepada mereka. karena tuan sendiri telah berkata , "Sekalian sahabatku adalah seperti bintang di langit, jika kamu mengikut mereka, maka kamu akan mendapat petunjuk." Sayidina Abu Bakar al-Siddiq sebelum bersama tuan, hamba tidak dapat hampir kepadanya, apalagi setelah berdamping dengan tuan. Beliau begitu percaya atas kebenaran tuan hingga dia menjadi wazirul a'zam. Bahkan tuan sendiri telah mengatakan jika ditimbang sekalian isi dunia ini dengan amal kebajikan Abu Bakar, maka akan lebih berat amal kebajikan Abu Bakar. Apalagi dia telah menjadi mertua tuan karena tuan kawin dengan anaknya, Saiyidatina Aisyah yang juga banyak menghafal Hadis tuan. Sayidina Umar Al- Khattab pula tidaklah berani hamba pandang wajahnya karena dia sangat keras menjalankan hukum syariat Islam dengan saksama. Jika hamba pandang wajahnya, maka gemetarlah segala tulang sendi hamba karena sangat takut. Ini karena imannya sangat kuat apalagi tuan telah mengatakan, "Jikalau ada Nabi sesudah aku maka Umar pasti menggantikan aku", karena dia adalah orang harapan tuan serta pandai membedakan antara kafir dan Islam hingga digelar 'Al- Faruq'. Sayidina Usman Al-Affan lagi hamba tidak bisa mendekati, karena lidahnya senantiasa bergerak membaca Al-Quran. Dia penghulu orang sabar, penghulu orang mati syahid dan menjadi menantu tuan sebanyak dua kali. karena taatnya, banyak Malaikat datang melawat dan memberi hormat kepadanya karena Malaikat itu sangat malu kepadanya hingga tuan mengatakan, "Barang siapa menulis Bismillahir rahmanir rahim pada kitab atau kertas-kertas dengan tinta merah, niscaya mendapat pahala seperti pahala Usman mati syahid." Sayidina Ali Abi Talib pun itu hamba sangat takut karena hebatnya dan gagahnya dia di medan perang, tetapi sangat bersopan, alim orangnya. Jika iblis, syaitan dan jin memandang beliau, maka terbakarlah kedua mata mereka karena dia sangat kuat beribadat serta beliau adalah budak pertama memeluk agama Islam dan tidak pernah menundukkan kepalanya kepada semua berhala. Digelar 'Ali Karamullahu Wajhahu' - dimuliakan Allah akan wajahnya dan juga 'Harimau Allah' dan tuan sendiri berkata, "Akulah negeri segala ilmu dan Ali itu pintunya."
Tambahan pula dia menjadi menantu tuan menjadikan hamba bertambah takut kepadanya."
Pertanyaan Nabi (10):
"Bagaimana tipu daya engkau kepada umatku?"
Jawab Iblis:
"Umat tuan itu ada tiga macam. Yang pertama seperti hujan dari langit yang menghidupkan segala tumbuhan yaitu ulama yang memberi nasihat kepada manusia supaya mengerjakan perintah Allah serta meninggalkan laranganNya seperti kata Jibril a.s, "Ulama itu adalah pelita dunia dan pelita akhirat."
Yang kedua umat tuan seperti tanah yaitu orang yang sabar, syukur dan ridho dengan karunia Allah. Berbuat amal sholeh, tawakkal dan kebajikan. Yang ketiga umat tuan seperti Firaun; terlampau tamak dengan harta dunia serta dihilangkan amal akhirat. Maka hamba pun sukacita lalu masuk ke dalam badannya, hamba putarkan hatinya ke lautan durhaka dan hamba tarik ke mana saja mengikut kehendak hamba. Jadi dia senantiasa bimbang kepada dunia dan tidak hendak menuntut ilmu, tiada masa beramal ibadat, tidak hendak mengeluarkan zakat, miskin hendak beribadat. Lalu hamba goda minta kaya dulu, dan apabila diizinkan Allah dia menjadi kaya, maka dilupakan beramal, tidak berzakat seperti Qarun yang tenggelam dengan istana mahligainya. Bila umat tuan terkena penyakit tidak sabar dan tamak, dia senantiasa bimbang akan hartanya dan setengahnya asyik hendak merebut dunia harta,berkelahi sesama Islam, benci dan menghina kepada yang miskin, membelanjakan hartanya untuk jalan maksiat, tempat judi dan perempuan lacur."
Pertanyaan Nabi (11):
"Siapa yang serupa denganmu?" Jawab Iblis:
"Orang yang meringankan syariat tuan hamba dan membenci orang belajar agama Islam."
Pertanyaan Nabi (12):
"Siapa yang mencahayakan mukamu?"
Jawab Iblis:
"Orang yang berdosa, bersumpah bohong, saksi palsu, pemungkir janji."
Pertanyaan Nabi (13):
"Apakah rahasia engkau kepada umatku?"
Jawab Iblis:
"Jika seorang Islam pergi buang air besar serta tidak membaca doa pelindung syaitan, maka hamba gosok-gosokkan najisnya sendiri ke badannya tanpa dia sedari."
Pertanyaan Nabi (14):
"Jika umatku bersatu dengan isterinya, bagaimana hal engkau?"
Jawab Iblis:
"Jika umat tuan hendak bersetubuh dengan isterinya serta membaca doa pelindung syaitan, maka larilah hamba dari mereka. Jika tidak hamba akan bersetubuh dahulu dengan isterinya, dan bercampurlah benih hamba dengan benih isterinya. Jika menjadi anak maka anak itu akan gemar kepada pekerjaan maksiat, malas pada kebaikan, durhaka. Ini semua karena kealpaan ibu bapanya sendiri. Begitu juga jika mereka makan tanpa membaca Bismillah, hamba yang dahulu makan daripadanya. Walaupun mereka makan, tiadalah rasa kenyang."
Pertanyaan Nabi (15):
"Dengan jalan apa tipu dayamu bisa dilawan manusia?"
Jawab Iblis:
"Jika dia berbuat dosa, maka dia kembali bertaubat kepada Allah, menangis kesal akan perbuatannya. Apabila marah segeralah mengambil air sembahyang, maka padamlah marahnya."
Pertanyaan Nabi (16):
"Siapakah orang yang paling engkau lebih suka?"
Jawab Iblis:
"Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur atau mencabut bulu ketiak atau bulu ari-ari (bulu kemaluan) selama 40 hari. Di situ lah hamba mengecilkan diri, bersarang, bergantung, berbuai seperti pijat pada bulu itu."
Pertanyaan Nabi (17):
"Hai Iblis! Siapakah saudara engkau?"
Jawab Iblis:
"Orang yang tidur meniarap, orang yang matanya terjaga di waktu subuh tetapi menyambung tidur semula. Lalu hamba jadikan dia terlena hingga terbit fajar. Demikian juga pada waktu lohor, ashar, maghrib dan isya, hamba beratkan hatinya untuk solat."
Pertanyaan Nabi (18):
"Apakah jalan yang membinasakan diri engkau?"
Jawab Iblis:
"Orang yang banyak menyebut nama Allah, bersedekah dengan tidak diketahui orang, banyak bertaubat, banyak tadarus Al-Quran dan solat tengah malam.
Pertanyaan Nabi (19):
"Hai Iblis! Apakah yang memecahkan mata engkau?"
Jawab Iblis:
"Orang yang duduk di dalam masjid serta beriktikaf di dalamnya"
Pertanyaan Nabi (20):
"Apa lagi yang memecahkan mata engkau?"
Jawab Iblis:
"Orang yang taat kepada kedua ibubapanya, mendengar kata mereka, membantu makan pakaian mereka selama mereka hidup, karena tuan telah bersabda, "Syurga itu di bawah tapak kaki ibu ".

Wallahu A'lam..

Semoga Menjadi Renungan Buat kita selaku hamba Allah Swt dan umat Nabi Muhammad Saw. 
Amiin....  ^_^




Adakah Amal yang Tetap Bermakna ? "Ikhlas"


Berhati-hatilah bagi orang-orang yang ibadahnya temporal, karena bisa jadi perbuatan
tersebut merupakan tanda-tanda keikhlasannya belum sempurna. Karena aktivitas ibadah
yang dilakukan secara temporal tiada lain, ukurannya adalah urusan duniawi. Ia hanya
akan dilakukan ka
lau sedang butuh, sedang dilanda musibah, atau sedang disempitkan
oleh ujian dan kesusahan, jadi meningkatlah amal ibadahnya. Tidak demikian halnya ketika
pertolongan Allah datang, kemudahan menghampiri, kesenangan berdatangan, justru kemampuan
bersenang-senangnya bersama Allah malah menghilang.
Bagi yang amalnya temporal, ketika menjelang pernikahan saja tiba-tiba saja ibadahnya meningkat shalat wajib tepat waktu, tahajjud nampak khusyu tapi anehnya ketika sudah menikah, jangankan tahajjud, shalat subuh pun terlambat. Ini perbuatan yang memalukan. Sudah diberi kesenangan, justru malah melalaikan perintah-Nya. Harusnya sesudah menikah berusaha lebih gigih lagi dalam ber-taqarub kepada Allah sebagai bentuk ungkapan rasa syukur.
Ketika berwudhu, misalnya ternyata disamping ada seorang ulama yang cukup terkenal dan disegani, wudhu kita pun secara sadar atau tidak tiba-tiba dibagus-baguskan. Lain lagi ketika tidak ada siapa pun yang melihat, wudhu kitapun kembali dilakukan dengan seadanya dan lebih dipercepat. Atau ketika menjadi imam shalat, bacaan Qur'an kita kadangkala digetar-getarkan atau disedih-sedihkan agar orang lain ikut sedih. Tapi sebaliknya ketika shalat sendiri, shalat kita menjadi kilat, padat dan cepat. Kalau shalat sendirian dia begitu gesit, tapi kalau ada orang lain jadi kelihatan bagus. Hati-hatilah bisa jadi ada sesuatu dibalik ketidakikhlasannya ibadah-ibadah kita ini. Karenanya kalau melihat amal-amal yang kita lakukan jadi melemah kualitas dan kuantitasnya ketika diberi kesenangan, maka itulah tanda bahwa kita kurang ikhlas dalam beramal.
Hal ini berbeda dengan hamba-hamba-Nya yang telah menggapai maqam ikhlas, maqam dimana seorang hamba mampu beribadah secara istiqomah dan terus-menerus berkesinambungan. Ketika diberi kesusahan, dia akan segera saja bersimpuh sujud merindukan pertolongan Allah. Sedangkan ketika diberi kelapangan dan kesenangan yang lebih lagi, justru dia semakin bersimpuh dan bersyukur lagi atas nikmat-Nya ini. Orang-orang yang ikhlas adalah orang yang kualitas beramalnya dalam kondisi ada atau tidak ada orang yang memperhatikan adalah sama saja. Berbeda dengan orang yang kurang ikhlas, ibadahnya justru akan dilakukan lebih bagus ketika ada orang lain  memperhatikannya, apalagi bila orang tersebut dihormati dan disegani. Sungguh suatu keberuntungan yang sangat besar bagi orang-orang yang ikhlas ini.
Betapa tidak? Orang-orang ikhlas akan senantiasa dianugerahi pahala, bahkan bagi
orang-orang ikhlas, amal-amal mubah pun pahalanya akan berubah jadi pahala amalan
sunah atau wajib.
Hal ini akibat niatnya yang bagus.
Berkaitan dengan niat ini seorang ulama ahli hikmah berkata, "Terkadang amal yang sedikit menjadi banyak oleh sebab niat, dan sebaliknya kadangkala amal yang banyak menjadi sedikit hasilnya, juga karena niat!". Pantaslah bila Yahya bin Abi Katsir menganjurkan kepada kita untuk senantiasa mempelajari dan mengetahui akan pentingnya niat ini dalam beramal, dia berkata, "Pelajarilah niat, karena ia lebih menyampaikan kepada tujuan ketimbang amal".
Rasulullah SAW sendiri menasihatkan kepada kita, "Bahwa sesungguhnya amal itu tergantung kepada niatnya, dan bagi seseorang adalah apa yang ia niatkan. Maka, barangsiapa yang niat hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya kepada dunia atau karena perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu adalah kepada apa yang ditujunya." (H.R Bukhari) Maka, bagi orang-orang yang ikhlas, dia tidak akan melakukan sesuatu kecuali ia kemas niatnya lurus kepada Allah saja. Kalau hendak duduk di kursi diucapkannya,
 "Bismillahirrahmanirrahiim,
ya Allah semoga aktivitas duduk ini menjadi amal kebaikan". Lisannya yang bening senantiasa memuji Allah atas nikmatnya berupa karunia bisa duduk sehingga ia dapat beristirahat menghilangkan kepenatan. Jadilah aktivitas duduk ini sarana taqarrub kepada Allah. Karena banyak pula orang yang melakukan aktivitas duduk, namun tidak mendapatkan pertambahan nilai apapun, selain menaruh (maaf!) pantat dikursi. Tidak usah heran bila suatu saat Allah memberi peringatan dengan sakit ambeien atau bisul, sekedar kenang-kenangan bahwa aktivitas duduk adalah anugerah nikmat yang Allah karuniakan kepada kita.
Begitupun ketika makan, sempurnakan niat dalam hati, sebab sudah seharusnya di lubuk hati yang paling dalam kita meyakini bahwa Allah-lah yang memberi makan tiap hari, tiada satu hari pun yang luput dari limpahan curahan nikmatnya. Kalau membeli sesuatu, diperhitungkan juga bahwa apa yang dibeli diniatkan karena Allah. Ketika membeli kendaraan, niatkan karena Allah. Karena menurut Rasulullah SAW, kendaraan itu ada 3 jenis, 1) Kendaraan untuk Allah 2) Kendaraan untuk syetan 3) Kendaraan untuk dirinya sendiri. Apa cirinya ? Kalau niatnya benar, dipakai untuk maslahat ibadah, maslahat agama, maka inilah kendaraan untuk Allah. Tapi kalau sekedar untuk pamer, riya, ujub maka inilah kendaraan untuk syetan. Sedangkan kendaraan untuk dirinya sendiri, misalkan kuda dipelihara, dikembangbiakan dipakai tanpa niat, maka inilah kendaraan untuk dirinya sendiri. Pastikan bahwa jikalau kita membeli kendaraan, niat kita tiada lain hanyalah karena Allah. Karenanya bermohon saja kepada Allah, "Ya Allah saya butuh kendaraan yang layak, yang bisa meringankan untuk menuntut ilmu, yang bisa meringankan untuk berbuat amal, yang bisa meringankan dalam menjaga amanah". Subhanallah bagi orang yang telah meniatkan seperti ini, maka bensinnya, tempat duduknya, shockbreaker-nya dan semuanya dari kendaraan itu ada dalam timbangan kebaikan, insya Allah. sebaliknya jika digunakan untuk maksiat, maka kita jugalah yang akan menanggung balasan dosanya.










Kedahsyatan lain dari seorang hamba yang ikhlas adalah akan memperoleh pahala amal,
walaupun sebenarnya belum menyempurnakan amalnya, bahkan belum mengamalkannya.
inilah istimewanya amalan orang yang ikhlas.
Suatu saat, misalkan, hati sudah bulat meniatkan mau bangun malam untuk tahajjud, "Ya Allah saya ingin tahajud jam 03.30 ya Allah". Weker pun diputar, istri diberitahu. Berdoa dan tidurlah ia dengan tekad bulat akan bangun tahajjud. Sayangnya ketika terbangun ternyata sudah adzan subuh. Bagi hamba yang ikhlas, justru dia akan gembira bercapur sedih. Sedih karena tidak kebagian shalat tahajjud dan gembira karena masih kebagian pahalanya. Bagi yang sudah berniat untuk tahajud dan tidak dibangunkan oleh Allah, maka kalau ia sudah bertekad, Allah pasti akan memberikan pahalanya. mungkin Allah tahu, hari-hari yang kita lalui akan menguras tenaga. Allah Maha tau apa yang akan terjadi, Allah juga Maha tau bahwa kita mungkin telah defisit energi karena kesibukan kita terlalu banyak. Hanya Allah-lah yang menidurkan kita dengan pulas. Sungguh apapun amal yang dilakukan seorang hamba yang ikhlas akan tetap bermakna, akan tetap bernilai, dan akan tetap mendapatkan balasan pahala yang setimpal.
Subhanallah.

- KH. Abdullah Gymnastiar -








الجمعة، 20 يناير 2012

Delapan Belas Macam Nafsu

                Pembagian nafsu secara garis besar, ada dua:


Pertama, terdiri dari delapan tingkatan yang ditempuh oleh diri atau nafsu manusia:

1.     Nafsu ammarah: nafsu yang selalu mendorong untuk berbuat sesuatu di luar pertimbangan akal yang tenang, sehingga tidak mampu membedakan mana yang benar mana yang salah, mana baik mana buruk.
2.     Nafsu lawwamah: nafsu yang sudah punya kesadaran, sehingga seseorang yang (terlanjur) berbuat salah atau tercela, akan tersadar, lalu menyesali diri atau merasa berdosa. Nafsu ini berdiri di simpang jalan antara ammarah dan muthmainnah.
3.     Nafsu Muthmainnah: nafsu yang telah didominasi dan dikuasai oleh iman lantaran sudah begitu masak oleh pengalaman dan gemblengan badai derita, sehingga mampu dan terampil memilah yang haq dari yang batil, di mana yang terakhir ini akan terpental dengan sendirinya. Di segala situasi, baik dalam duka derita maupun dalam suka cita, nafsu ini tetap dingin dan tenang. Atau dengan bahasa Buya Hamka, ia punya dua sayap: sayap sabar (di cuaca kelam dan kesulitan) dan sayap syukur (di saat jaya dan makmur). Di sini perlunya iman dan zikir.
4.     Nafsu mulhamah: unsur jiwa yang menerima ilham dari Tuhan, misalnya berbentuk ilmu pengetahuan.
5.     Nafsu musawwalah: nafsu yang bebas melakukan apa yang dimauinya tanpa peduli nilai aktivitasnya itu, kendatipun sudah mampu membedakan mana yang haq dan mana yang batil.
6.     Nafsu radhiyah: unsur jiwa yang menginsafi apa yang diterimanya dan menyatakan rasa syukur dalam menerima ridha Allah.
7.     Nafsu mardhiyah: nafsu yang senantiasa pasrah akan ridha Allah.
8.     Nafsu kamilah: unsur jiwa yang telah memiliki kesempurnaan, baik kulit maupun isi, lahir atau batin, luar dan dalam.

Kedua, terdiri dari sepuluh rupa nafsu (jiwa atau sifat tercela) yang mendekam dalam diri manusia, sehingga sekuat mungkin harus dijinakkan dan (kalau perlu) digilas.

1.     Nafsu kalbiyah: Sifat anjing, yang perwujudannya antara lain suka memonopoli sendiri.
2.     Nafsu himariyah: jiwa keledai, yang pandai memikul namun tidak mengerti secuil pun apa yang dipikulnya. Dengan kata lain, ia tak memahami masalah.
3.     Nafsu sabu'iyah: jiwa serigala (suka-suka menyakiti atau menganiaya orang lain dengan cara apa pun).
4.     Nafsu fa'riyah: nyali tikus, sebangsa merusak, menilep, atau semacamnya.
5.     Nafsu dzatis-suhumi wa hamati wal-hayati wal-aqrabi, yaitu jiwa binatang penyengat berbisa sebagai ular dan kalajengking. (Senang menyindir-nyindir orang, menyakiti hati orang, dengki, dendam, dan semacamnya).
6.     Nafsu khinziriyah: sifat babi, yakni suka kepada yang kotor,busuk, apek, dan yang menjijikkan.
7.     Nafsu thusiyah: nafsu merak, antara lain suka menyombongkan diri, sok aksi, berlagak-lagu, busung dada, dan sebagainya.
8.     Nafsu jamaliyah: nafsu unta (tak punya rasa santun, kasih sayang, tenggang rasa sosial, tak peduli kesusahan orang, yang penting dirinya selamat dan untung).
9.     Nafsu dubbiyah: jiwa beruang. Biarpun kuat dan gagah, tapi sontok akal alias dongok (bego).
10.  Nafsu qirdiyah: jiwa beruk alias munyuk atau monyet (diberi ia mengejek, tak dikasih ia mencibir, sinis, dan suka melecehkan/memandang enteng).


Seri Buku Pintar Islam III
Seputar Sejarah & Mu'amalah
Karya: M. Natsir Arsyad
Penyunting: Bahruddin Fanani
Hak Cipta dilindungi undang-undang. all rigths reserved
Cetakan Pertama, Rajab 1413/Januari 1993
Penerbit Al-Bayan (Kelompok Penerbit Mizan)
Jln. Yodkali 16, Bandung 40124 Telp. (022) 700931 Fax. (022) 707038

الاثنين، 12 سبتمبر 2011

Muslimah itu... ^_^



~ ♥ Muslimah itu.. ibarat mutiara di dalam kerang...
kita tau mutiara itu indah, sangat... indah., dia tersembunyi didalam kulit kerang en berada jauh.. di dasar lautan... harganya sangat mahal karena sangat sulit ditemukan... ♥ ~

My Story...

di kampus..
sperti biasa,setiap paginya mahasisiwa mahasiswi berjalan searah menuju kampus en fakultas masing-masing.
akan tetapi pagi itu saya malah membelok arah tepatnya dekat fakultas ekonomi..
saya bejalan diantara mahasisiwi-mahasisiwi.. tiba-tiba tanpa sepengetahuan saya seorang mahasiswa memperhatikan saya.. saat itu saya ad keperluan menemui saudara saya yg jg mahasiswa di kampus itu.
ketika saya menemui saudara saya eh.. mahasiswa yg memperhatikan saya mendekati kami,.ternyata mereka berteman, dia mengajak saya berkenalan,sementara menunggu dosen masuk kelas,dia cerita panjang lebar kepada saya yg saat itu kami di temani saudara saya. dia mengatakan.. dia memperhatikan saya lain dari pada yg lain,"busana muslimahnya" emg sih saya merasakn hal itu.. diantara kebanyakan mahasiswi-mahasisiwi emg saya yg beda busana nya.. tp saya cuek aj., I master of himself <hehehe ^_^ >
trus dia mengatakan bahwa dia suka gaya saya,. dia bilang : " saya gak munak la.. saya jg suka dengan cew "yang berpakaian tapi telanjang" alias cew yg berpakaian ketat + celana jins ketat yang membentuk seluruh tubuh mereka seakan tak berbusana. bahkan semua cow menyukainya, tambahnya
tapi... kalau yang memakai pakaian itu adalah adik saya, ibu saya, atau istri saya,. saya sangat membencinya. bagi kebanyakan cow berpacaran dengan cew yg seperti itu adalah untuk kesenangan sesaat saja. tapi... bukan untuk dijadikan seorang istri.," tambahnya lagi.
hmm.. ooo... saya hanya bisa mengangguk saja mendengar ceritanya.
tapi.. dalam hati saya sangat bersyukur kepada ALLAH Swt, AlhamduliLLah... krn saya telah di berikan hidayah tepatnya sudah sekitar 7 tahun belakangan ne saya sudah merasakan betapa nikmatnya diri ini dibaluti busana muslimah...

Ya ALLAH... tsabbit Qulubana.. 'ala istiqoomatii fii shirootiK, ^_^

~ Putri.Rz ~

الخميس، 8 سبتمبر 2011

Berhias Bagi Wanita Menurut Tinjauan Hukum Islam


بسم الله الرحمن الرحيم

Sabda Rasulullah Muhammad Saw :
خير النساء من تسرك اذا ابصرت وتطيعك اذا امرت و تحفظ غيبتك فى نفسها ز مالك
Artinya :
“sebaik-baik perempuan ialah yang menyenangkan bila engkau melihatnya , dan mematuhimu bila engkau menyuruhnya dan yang memelihara dirinya dan hartamu ketika engkau tidak berada di rumah”  ( H.R.Ath-Thabrani )

Sabdanya lagi :
ان الله جميل يحب الجمال
Artinya :
Sesungguhnya Allah itu Maha indah dan Allah menyukai keindahan”
(H.R.Muslim)

          Berhias bagi kaum wanita merupakan fitrah, karenanya , mempercantik diri bagi wanita bukanlah hal yang tabu atau tercela, sepanjang hal itu dilakukan secara wajar dan sederhana serta untuk menyenangkan hati suaminya.

Beberapa Kaidah Dalam Berhias
          Dalam bukunya “Zinatul Mar’ah” sebagaimana yang diterjemahkan oleh Abu Umar Basyir, Mohammad bin Abdul ‘Aziz al-Musnid memaparkan beberapa kaidah dalam berhias menurut panduan Islam, diantaranya dapat dipaparkan sebagai berikut :
1.    Hendaknya berhias itu tidak dengan cara yang terlarang dalam syari’at Islam.
2.    Tidak mengandung penyerupaan diri dengan wanita kafir.
3.    Tidak menyerupakan diri dengan kaum lelaki dalam berbagai sisinya
4.    Tidak mengandung pengubahan terhadap ciptaan Allah
5.    Tidak berbentuk permanen yang tidak dapat dihilangkan seumur hidupnya
6.    Tidak mengandung hal-hal yang membahayakan tubuh
7.    Jangan sampai menghalangi masuknya air ke kulit atau rambut
8.    Jangan mengundang pemborosan atau membuang-buang uang
9.    Jangan sampai membuang dan menghabiskan waktu yang lama
10.                      Jangan sampai membuat si wanita menjadi takabbur atau sombong
11.                      Dilakukan untuk cantik dilihat suami atau muhrimnya
12.                      Tidak bertentangan dengan fitrah wanita
13.                      Jangan sampai memperlihatkan aurat
14.                      Tidak memperlihatkan bentuk fostur tubuh kepada pria yang bukan muhrimnya
15.                      Jangan sampai karenanya menyebabkan tertinggalnya kewajiban yang lain

Demikian sejumlah panduan berhias bagi wanita muslimah yang sejalan dengan syari’at Islam . seyogiyanya setiap pribadi muslimah berupaya mematuhi kaidah-kaidah berhias ini dalam upaya melestarikan kemantapan imannya. Bukan justru yang terjadi sebliknya, berhias yang membawa kepada dosa, akhirnya kecantikan itu pula yang bakal menyeretnya kelak ke dalam api neraka. Na’uudzu Billaah Min dzaalik !   

الاثنين، 5 سبتمبر 2011

Ada 7 Golongan orang yang mendapat naungan ALLAH

Ada 7 Golongan orang yang mendapat naungan ALLAH yang mana pada hari itu tidak ada naungan kecuali naungan ALLAH , Yaitu :

  1. Pemimpin yang Adil
  2. Pemuda yang muncul ke dunia hanya beribadah kepada ALLAH
  3. Seseorang yang menggantungkan hatinya ke mesjid
  4. 2 Orang pemuda yang saling mengasihi karena ALLAH
  5. Seorang lelaki yang diminta (di ajak seorang wanita yang mulia dan cantik, lantas ia mengatakan "aku takut kepada ALLAH" )
  6. Seseorang yang bersedekah dengan tangan kanan dan tidak diketahui oleh tangan kirinya
  7. Seseorang yang berdzikir kepada ALLAH di waktu sepi lalu mengalir air matanya

    < H.R.Abi Hurairoh >

Resep Bugar Ala RasuluLLah Saw

  1.  Selalu bangun sebelum subuh,
    di waktu subuh ada coortisol, gas ozon dan hormon pertumbuhan
  2. Selalu menjaga kebersihan ( bersiwak setiap sebelum sholat )
  3. Makan secukupnya ( makan setelah lapar & berhenti sebelum kenyang )
    pesn RasuluLLah : " kebanyakan penyakit asalnya dari perut "
  4. Gemar jalan kaki ( bisa bikin body langsing & mencegah penyakit jantung )
  5. Jangan hoby marah-marah ( marah yang amat sangat dapat membuat pembuluh darah pecah )
  6. Optimis, jangan cemas dan jangan nyerah,
    ( orang yang optimis akan memandang hidup penuh dengan warna warni ceria )
  7. Bersyukur & jangan iri ( orang yang suka ngiri' potensial sakit hati )
    dan ( orang yang sakit hati gampang darah tinggi, depresi dan gak percaya diri )

    ~ Muslimah ~